Desa Buatan Dengan Keramahan Asli

Tongren - Sambil mengangkat gelas kecil berisi wine khas Cina Maotai, Menteri Propaganda Tongren, Liu Jie, mengajak bersulang. "Terima kasih sudah datang ke sini. 

Keramahan Masyarakat  `Desa Buatan` Tongren, Cina

Dan kami mengharapkan Anda, teman-teman Anda, keluarga, juga orang-orang di negara Anda datang ke sini juga," katanya dalam acara makan malam bersama di Baoxin Hotel, Tongren, Selasa malam, 14 Mei 2013.Semua yang mengelilingi meja langsung angkat gelas mungil yang sama dan meminumnya. Tongren dan Guizhou pada umumnya memang mengharapkan semakin banyak wisatawan datang untuk membangun ekonomi masyarakatnya.

Tongren memang punya banyak tawaran untuk dikunjungi. Misalnya, yang kami kunjungi adalah Jiangkao Dong Village, wisata desa masyarakat etnik Dong di daearah Jiangkao, dan Mountain Fanjingsan National Nature Reserve di mana ada Gunung Fanjing yang sangat terkenal.

Di Jiangkao Dong Village, kita bisa menyaksikan bagaimana masyarakat Dong hidup sehari-hari. "Desa buatan" dibangun untuk pariwisata dengan melibatkan masyarakat desa yang sekarang berjumlah lebih dari 3500 orang. "Banyak warga yang dulunya petani sekarang bekerja di pariwisata," kata Luo Shi Yue, pejabat bagian pers dan publisitas Jiangko.

Ada yang terjun di penginapan, ada pula di restoran, atau juga pembuatan kerajinan, termasuk perhiasan khas Dong. Pemerintah memang sangat membantu program ini. "Dengan pembangunan infrastruktur dan pemberian kredit tanpa bunga," kata Luo Shi Yue.

Kalau kita berkunjung, kita pun bisa menyaksikan tarian Dong yang dilakukan, baik pria maupun perempuan muda dan tua. Hawa desa yang dingin terasa hangat dengan keramahan warganya.

Sementara Gunung Fanjin yang berada di Fanjingshan National Nature Reserve menawarkan panorama yang membuat mata tak bosan memandang. Di puncaknya yang merupakan puncak tertinggi di Guizhou, terdapat kuil Jin Ding yang ramai dikunjungi pengunjung, mesti untuk mencapai puncaknya perlu perjuangan. Setelah menaiki cable car, kita harus jalan kaki menapaki sekitar 8000 anak tangga.

Akan tetapi, kalau cuaca buruk seperti Selasa lalu, pengunjung tidak boleh ke atas. "Naiknya bahaya dan takut kena petir," kata David Tang, wartawan dari Guizhou. Tetapi masih ada titik lain yang bisa dikunjungi, seperti kawasan batu jamur, karena batu-batu besarnya seperti jamur.

Selain kedua tempat tersebut, masih banyak tempat yang bisa dikunjungi. Seperti Sungai Jinjiang dan kawasan gua yang berpemandangan bagus. Juga Moujipo Hanging Coffin, pemakaman di atas oleh masyarakat minoritas Gelao pada masa Dinasti Ming, 1368-1644 yang berada di Desa Moujiapo, Daping, barat kota Tongren. Sementara di dalam kota Tongren sendiri bisa dilihat Museum Opera Nuo dan Topeng Nuo. Nah, minat ke Tongren?


Komentar