Anjing pun Butuh Dikawinkan
Ilustrasi Anjing kawin. srve.ru
TEMPO.CO, Klaten - Dora pasrah. Anjing betina ras great dane yang berbulu abu-abu itu dipaksa berdiri di sebuah gang di tengah Kota Klaten, Jawa Tengah. Pemiliknya, Aloysius Budi Kurniawan, memegangi rantai yang mengikat leher Dora.
Sedangkan dua orang lain memegang kuping dan menyingkapkan ekor Dora agar tak menutupi kemaluannya.
Berjarak 10 meter dari sana ada Super, seekor great danejantan berbulu cokelat. Great dane adalah jenis anjing keluarga yang menjadi tokoh Scooby Doo dalam film kartun pemburu hantu. Super tampak gelisah. Setelah diberi aba-aba, Super langsung menubruk Dora dari belakang. Sayang, Super gagal.
“Super sudah lama enggak kawin. Jadi, terburu nafsu melihat betina,” kata Yono, Selasa lalu. Yono adalah pemacak anjing dari peternakan Glorious Apollo Kennel.
Pemacak adalah orang yang menjodohkan atau membantu mengawinkan anjing. Yono-lah yang menyingkap ekor Dora dan memberi aba-aba kepada Super agar menghampiri Dora. Pemacak lain yang terlibat dalam perkawinan yang gagal itu adalah Bambang Tiong, pemilik peternakan anjing Cornel Kennel di Prambanan. Bambang-lah yang memegang daun telinga Dora.
Secara alamiah, anjing memang bisa kawin sendiri. Itu adalah hukum alam yang membuat mereka tetap ada di dunia ini. Tapi kedua anjing tersebut agak susah kawin. “Anjing ras kerap tak mau kawin sendiri. Beda dengan anjing kampung,” kata pemacak anjing senior asal Klaten, Yohanes Budi Santosa, 32 tahun.
Terkadang, anjing ras jantan tak mau dengan betina yang disiapkan. Begitu pula sebaliknya. Kondisi tersebut kerap dijumpai pada betina ataupun pejantan yang masih “perjaka”, atau “perawan” seperti Dora, yang baru berusia 1,5 tahun.
Solusinya, pejantan yang masih perjaka akan dipasangkan dengan betina yang sudah pernah kawin atau punya anak. “Kalau betina yang pertama kali kawin, ya harus dipaksa,” kata Budi. Karena dipaksa, tak jarang ada betina yang menggigit pejantan, atau bahkan jokinya. “Yang suka menggigit itu raschow chow. Makanya, saat kawin, moncongnya diikat,” kata Budi.
Kesiapan anjing betina untuk kawin juga berbeda dengan anjing jantan. Sementara pejantan bisa kawin sewaktu-waktu, betina harus menunggu masa subur tiba. Masa subur itu ketika si anjing betina mengalamiloop (menstruasi). Hal ini berbeda dengan manusia, yang memiliki masa subur setelah menstruasi.
Sumber:
Komentar
Posting Komentar