runtuhan bersejarah


Pelajaran Sejarah dari Reruntuh

Bagi orang Filipina, yang terkenal dari provinsi Negros Occidental adalah makanan enaknya, juga harga yang terjangkau. Tetapi selain itu, Negros Occidental juga kaya akan sejarah dan budaya.


Contohnya adalah kota Talisay, yang berbatasan dengan Bacolod (kota yang berdiri sejak pertengahan 1700-an) dan Silay (kolonial Spanyol masuk sejak abad ke-16).

Sekitar 10 km dari Bandara Internasional Bacolod-Silay, tujuan wisata paling terkenal di Talisay, The Ruins, punya cerita sejak masa sebelum Perang Dunia II.
Don Mariano membakar habis rumahnya karena dia mengalami gangguan jiwa. (Carlos Ferrer)
Sejarah kejam
The Ruins adalah reruntuhan sebuah rumah tua. Pada awal 1900-an, seorang pengusaha gula bernama Don Mariano Ledesma Lacson (yang berdarah Spanyol-Filipina) membangun kediaman itu untuk istrinya yang berdarah Portugis, Maria Braga.

Mereka mengisi rumah itu dengan perabot dari Asia dan Eropa, sehingga rumah itu pun terkenal sebagai rumah paling besar dan mewah di provinsi waktu itu.

Tetapi waktu itu, Don Mariano mendengar rencana Jepang yang hendak menjadikan rumahnya sebagai markas. Jadi dia meminta pejuang gerilya Filipina di Negros untuk membakar rumahnya. Ada pula yang percaya, Don Mariano membakar habis rumahnya karena dia mengalami gangguan jiwa setelah kematian Maria Braga.

Saking besarnya rumah Mariano, api menyala selama berhari-hari sebelum akhirnya padam. Yang tersisa hanyalah pilar, tangga, dan sebagian lantai kayu tebal. Peninggalan arsitektur yang membuktikan sejarah kota Talisay.

The Ruins, dipugar
Kini reruntuhan itu jadi titik favorit wisatawan. Dengan ongkos masuk 25 peso (sekitar Rp6000), wisatawan dapat mengunjungi sisa-sisa rumah zaman sebelum perang. Di sebelah kiri ada tangga besar. Masih bisa dinaiki, tapi pastikan Anda tidak takut ketinggian. Anda pun bisa melihat pemandangan taman depan, dengan air mancur yang diterangi lampu pada malam hari.

Di bawah, ada kamar tidur yang telah dipugar seperti kondisi awal. Ada tempat tidur kayu dan meja, juga jendela lebar. Inilah kamar tidur salah satu anak Don Mariano. Di lorong sebelah kamar ini, tergantung foto keluarga.

The Ruins tetap tegak berdiri dikelilingi perkebunan tebu. (Carlos Ferrer)

Jika Anda lapar, ada kafetaria yang menyediakan makanan Mediteranian, dan toko oleh-oleh (dari magnet kulkas hingga T-shirt dan kaos). Ada pula lapangan golf mini bagi yang lebih suka olahraga ketimbang pelajaran sejarah.

Meski kini tanpa dinding dan atap, The Ruins tetap tegak berdiri dikelilingi perkebunan tebu. Mirip seperti Don Mariano yang tetap tegak berdiri ketika rumah itu dibakar.

Cara ke sana:
Taksi dari Bacolod akan menempuh sekitar 30-45 menit. Jika Anda menyetir mobil, pergilah ke Bata (pabrik pembotolan Pepsi) dan mengarah ke timur. Dari situ, akan ada petunjuk jalan yang memandu Anda ke The Ruins. Anda juga bisa tanya penduduk setempat. (Cecile Baltasar)

Sumber:

Komentar